AMPRA

Flexslider

    Gerakan Kepanduan Dunia

    Gerakan Kepanduan Dunia

    Logo Gerakan Kepanduan Dunia, WOSM (World Organization of Scout Movement)
           Gerakan Kepanduan adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara dan teritori.

    Sejarah

    Pramuka di Monas
    Scouting in Mina, Saudi Arabia 2012

    Kelahiran Gerakan Kepanduan

    Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy's Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama (dikenal sebagai jamboree) di Kepulauan Brownsea, Inggris.
    Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan Pramuka internasional.
    Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.
    Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.
    Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu di antara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
    Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.
    Saat itu Baden-Powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa organisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.
    Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah Pusat Pelatihan Kepemimpinan bagi Orang Dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Rovering to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.
    Sekalipun Gerakan Kepanduan didirikan Baden-Powell, tetapi ia banyak terinspirasi Frederick Russell Burnham, orang Amerika yg membantu Inggris di Afrika Selatan. Burnham banyak belajar teknik hidup di alam bebas dari ayahnya yang menjadi pastor di tempat penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham yang sukses menghadapi beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke Afrika Selatan & berkenalan dengan Baden-Powell di Perang Boer. Dari Burnhamlah Baden-Powell menyusun berbagai ketrampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan seorang Boy Scout (Pandu). Terinspirasi orang Indian. Selanjutnya di Gerakan Kepanduan, Burnham diangkat sebagai “Kepala Suku” pertama dari gerakan yg didirikan Baden-Powell.

    Perkembangan Gerakan Kepanduan

    Tak lama setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.
    Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat izin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan gerakan kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Chili ialah negara pertama di luar Inggris dan koloninya yang membentuk gerakan kepanduan. Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi kepramukaan.
    Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat. Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para generasi muda pada saat itu, gerakan pramuka menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan gerakan pramuka. Keempat prpogram tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan kepanduan putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi pembina.
    Program untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh kwartir nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, yang program golongan siaganya telah dimulai sejak 1911 di tingkat ranting namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930.
    Sejak awal didirikannya gerakan kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powell —adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell,— pada tahun 1910 ditunjuk menjadi presiden organiasi kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914. Agnes mundur dari kursi presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olive Baden Powell, istri dari Lord Baden-Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun. Pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut. Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.
    Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus Woodbadge. Akibat Perang Dunia I, pendidikan woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina, seperti Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus Woodbadge.

    Keanggotaan

    Scouting 'round the world, 1977 edition

    Sampai tahun 2005, terdapat lebih dari 28 juta anggota terdaftar kepanduan putra dan 10 juta anggota terdaftar kepanduan putri di seluruh dunia dari 216 negara dan teritori berbeda.
    Daftar 20 besar negara-negara dengan jumlah anggota pramuka terbesar:
    Negara Keanggotaan              Tahun Berdiri
    Kepanduan Putra Kepanduan Putri
    Indonesia 17.100.000 1912 1912
    Amerika Serikat 7.500.000 1910 1912
    India 4.150.000 1909 1911
    Filipina 2.150.000 1910 1918
    Thailand 1.300.000 1911 1957
    Bangladesh 1.050.000 1920 1928
    Britania Raya 1.000.000 1907 1909
    Pakistan 575.000 1909 1911
    Kenya 480.000 1910 1920
    Korea Selatan 270.000 1922 1946
    Jerman 250.000 1910 1912
    Uganda 230.000 1915 1914
    Italia 220.000 1912 1912
    Kanada 220.000 1908 1910
    Jepang 200.000 1913 1919
    Perancis 200.000 1910 1911
    Belgia 170.000 1911 1915
    Polandia 160.000 1910 1910
    Nigeria 160.000 1915 1919
    Hong Kong 160.000 1914 1916

    Gerakan Pramuka Indonesia

    Presiden SBY Membuka Jambore Nasional VIII-2006
    Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Lambang dari gerakan gerakan ini adalah bayangan tunas kelapa. Lambang tersebut diciptakan oleh Sunardjo Atmodipuro, karena ia berfikir bahwa seluruh bagian dari pohon kelapa bermanfaat. Diharapkan dengan lambang itu, para pramuka bisa memberi banyak manfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitar.

    Jokowi Dapat Lencana Melati Pramuka

    Jokowi Dapat Lencana Melati Pramuka

    pdip jatim - Jokowi di Hari Pramuka JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapat lencana melati dalam perayaan ke-53 Hari Ulang Tahun Pramuka di Cibubur, Kamis (14/8/2014). Presiden terpilih dalam Pemilu Presiden 2014 itu mendapat lencana melati karena dianggap telah memberikan jasa dan pengabdian yang Iebih besar bagi kepentingan Gerakan Pramuka.
    Usai menerima lencana, Jokowi mengatakan, Gerakan Pramuka sangat penting dalam pembentukan karakter anak dan melatih jiwa kepemimpinan. Dia juga menilai penghargaan yang didapat tak terlalu penting jika dibandingkan dengan motivasi yang bisa diberikan seseorang kepada orang lain.
    “Yang penting adalah memberikan motivasi untuk yang lain,” kata Jokowi, usai acara yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah menteri tersebut.
    Mengenakan seragam lengkap Pramuka dan berpeci hitam, kepada wartawan Jokowi bercerita soal kenangan menjadi anggota Pramuka. Menurutnya, yang paling disenangi saat aktif di kepanduan itu adalah kegiatan mencari jejak.
    “Dulu yang paling saya senang mencari jejak. Tapi jejaknya suka nggak ketemu,” ungkap Jokowi sambil tertawa.
    Dia menilai Pramuka mampu membentuk karakter setiap anak yang mengikutinya. Salah satunya membangun karakter kepemimpinan.
    Dalam acara peringatan Hari Pramuka itu, Presiden SBY ‘berpamitan’ karena akan mengakhiri jabatannya. “Pada kesempatan terakhir saya menghadiri Hari Pramuka, sebagai Ketua Mabinas dan Presiden RI, pada kesempatan baik ini, kepada adik dan pengurus, saya beserta ibu negara mohon diri, mohon pamit. Insy Allah saya akan akhiri masa jabatan saya,” kata SBY.
    “Percayalah gerakan pramuka akan selalu di hati saya,” ucap SBY.

    SBY dan Jokowi Hadiri Perayaan Hari Pramuka di Cibubur


    JAKARTA, KOMPAS.com- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampak hadir dalam perayaan Hari Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Kamis (14/8/2014) sore. Dengan menggunakan pakaian seragam Pramuka, Jokowi dan SBY duduk di deret yang sama. Inilah kali pertama kedua tokoh politik nasional tersebut kembali bertemu setelah Jokowi ditetapkan sebagai Presiden terpilih hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum.
    Jokowi tampak duduk paling pinggir. Di sampingnya yakni Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono. Barulah setelah itu SBY yang duduk bersampingan dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
    Di dalam Gerakan Pramuka ini, SBY berperan sebagai Ketua Mapinas Gerakan Pramuka sementara Jokowi adalah Ketua Mapida Gerakan Pramuka.
    Selain Presiden SBY dan Jokowi, hadir pula sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Kesehatan Nafsiah Mbo'I, Sekretaris Kabinet Dipo Alamm
    Di dalam sambutannya, Adhyaksa Dault mengaku bersyukur Gerakan Pramuka kini sudah menjadi ekstrakurikuler wajib di setiap sekolah. Adhyaksa juga berharap agar para pembina pramuka bisa memiliki sertifikat dan lisensi yang dapat dipertanggungjawabkan guna menghasilkan kaum muda yang berkarakter.
    Adhyaksa juga menyisipkan perkenalan jajaran pengurus Kwarnas Pramuka yang disebutnya sebagai Kabinet Pramuka Bersatu jilid I. Spontan sebutan Adhyaksa ini membuat SBY dan jajaran pejabat lainnya tertawa.

    Ratusan Anggota Pramuka Berunjuk Rasa di Gedung Dewan

                    Ratusan Anggota Pramuka Berunjuk Rasa di Gedung Dewan

    Anggota Pramuka berdemo di Gedung DPRD Tanjung BalaiTanjung Bala, Ratusan anggota Pramuka mendatangi Gedung DPRD Kota Tanjung Balai, Sumatra Utara, Kamis (2/10/2014). Mereka memprotes wacana Dinas Pendidikan akan menonaktifkan seluruh kegiatan Pramuka di kota tersebut.
    Mereka yang masih bersekolah itu datang dari berbagai kwartir cabang. Mereka mengenakan seragam cokelat khas Pramuka lengkap dengan kelengkapan lain seperti kacu dan peluit.
    Mereka membentangkan spanduk dan poster bertuliskan 'Selamatkan Pramuka'. Mereka menyuarakan kekesalan pada pemerintah kota yang seolah tak memperhatikan kegiatan organisasi ekstrakurikuler itu.

    Pengunjuk rasa meminta Dinas Pendidikan membatalkan rencana tersebut. Mereka menuntut Wali Kota memberi perhatian dan merencanakan anggaran untuk kegiatan Pramuka.
    Sejumlah anggota baru DPRD menemui para pengunjuk rasa. Anggota dewan berjanji menindaklanjuti tuntutan itu dan menyampaikannya ke Dinas Pendidikan serta Wali Kota.
    Setelah mendapat janji, pengunjuk rasa bubar. Namun mereka mengancam akan menggalang aksi lebih besar bila tuntutan itu tak dipenuhi. Sumber : Metrotvnews.com,
    Berita Terkait : Tuntaskan Persoalan Pramuka
    Ratusan pelajar Yayasan Perguruan Alwasliyah Tanjungbalai, Senin (29/9) melakukan aksi unjuk rasa di luar gedung DPRD, saat prosesi pelantikan 25 anggota DPRD Tanjungbalai periode 2014-2019 berjalan. Aksi tersebut sengaja dilakukan, sebagai bentuk protes terhadap pemko Tanjungbalai, yang bertindak diskriminatif terhadap kegiatan Pramuka di yayasan itu.
    Aksi unjuk rasa yang diikuti ratusan pelajar tersebut, mendapat pengawalan dari guru-guru mereka. Awalnya, para pengunjuk rasa ini berencana menggelar aksi di halaman gedung DPRD. Namun, hal itu gagal dilakukan, karena pengawalan super ketat yang dilakukan polisi, selama proses pelantikan para anggota legislatif.
    Para guru yang mendampingi pelajar yang berdemo itu mengatakan, aksi unjuk rasa itu merupakan reaksi atas tindakan semena-mena pejabat Pemko Tanjungbalai, yang menjabat sebagai fungsionaris Kwarcab Pramuka Kota Tanjungbalai. Kata mereka, pengurus Kwarcab Pramuka melarang perguruan Alwasliyah menggelar kegiatan Pramuka, dengan mengundang gugus pramuka dari sekolah lain.
    Saat dikonfirmasi, Hamdani,SE, sekretaris Kwarcab Pramuka Tanjungbalai tidak membantah tuduhan itu.  Katanya, pihaknya melarang Perguruan Alwasliyah melakukan kegiatan kepramukaan, jika tidak mendapatkan persetujuan dari Kwarcab Pramuka Kota Tanjungbalai.
    “Mereka kita tegur karena melakukan kegiatan kepramukaan dengan mengundang gugus pramuka dari sekolah lain,  dan tidak menginformasikannya kepada pengurus Kwarcab.
    Harusnya, itu mereka lakukan,” kata dia. Hasil amatan, usai berorasi, para peserta demo akhirnya membubarkan diri, dan kembali ke sekolahnya. Namun, sebelum bergerak pulang, mereka berjanji datang sepekan lagi dalam aksi yang sama, untuk menemui anggota DPRD, guna mencari solusi atas perkara tersebut.
    Dihubungi terpisah, Arsyah Yus, seorang anggota Komite Sekolah di Tanjungbalai, ketika dimintai komentarnya menyayangkan sikap yayasan Alwasliyah, yang melibatkan pelajar dalam aksi unjuk rasa, yang digelar saat jam pelajaran masih berlangsung. “Walaupun yang disuarakan mereka itu benar, tak wajar rasanya mengajak murid keluar sekolah saat jam belajar. Padahal, tujuan utama mereka itu sekolah kan belajar, bukan demo,” kata dia.
    Sumber : metrosiantar.com
     

    SEJARAH GERAKAN PRAMUKA UPI


    SEJARAH
    GERAKAN PRAMUKA
    GUDEP LENGKAP KOTA BANDUNG 01005-01006
                                 PANGKALAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    Berdirinya Gerakan Pramuka di Lingkungan IKIP Bandung (Sekarang UPI) pertama kali sekitar tahun 1970 yang mulai berkegiatan di depan Masjid al-furqon di taman Partere waktu sebelum dipindahkan ke tempat yang sekarang di atas Gedung FPTK (Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan), kegiatan awalnya adalah melatih anak-anak dosen  di lingkungan kampus upi. Tapi gerakan pramuka ini baru diresmikan pada tanggal 17 Februari 1971 oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Wakil ketua kwarnas waktu itu. Dengan nomor gugus depan 114-115 Dan secara resmi pula berdiri Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Dewan Pandega yang secara otomatis menjadikan Pramuka Di lingkungan kampus IKIP Bandung menjadi Gugus Depan Lengkap pada waktu itu. Pembinanya pun banyak disini untuk Pandeganya seperti (Alm) kak Noenoeng Djoenaedi, kak Dra. Aas Asiah, (Alm) kak Drs.Koesmadji dan (Alm) kak sarwartha vidda Soelijo. untuk penegak yaitu (Alm) kak Handoyo Sasmito, kak Dra.Eti Mulyati, Kak Madal, Kak Zainal dan Penggalang yaitu kak Mumuh, Kak Undang, Kak Maman Toharman, Kak A.Kodir Balyai dan untuk Siaga Yaitu Kak Soma, Kak Ayi Olim, Kak Nenden Lengkanawati.
    Pada tahun 1982 Pramuka IKIP Bandung mempunyai No Gugus depan baru yaitu 0111-0112 dan terakhir sampai pada tahun 2012 mempunyai No Gugus Depan 01005-01006
     Pramuka UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) merupakan gugus depan (gudep) lengkap Kota Bandung 01005-01006, oleh karena itu terdapat tingkatan kepramukaan mulai dari golongan siaga, penggalang, penegak sampai pandega. Tiap-tiap tingkatan memiliki wadah masing-masing, seperti perindukan untuk siaga, pasukan untuk penggalang, ambalan untuk penegak dan racana untuk pandega.
    Latar belakang didirikannya pramuka di UPI (dulunya IKIP Bandung) ialah  untuk mempersiapkan guru yang memiliki keahlian di bidang pembinaan dan pendidikan kepramukaan, ini disebabkan   oleh  kondisi  lapangan terutama di sekolah-sekolah  yang banyak  meminta  para guru untuk  melatih  pramuka kepada anak didiknya.
    Pramuka UPI merupakan pramuka pertama di tingkat perguruan tinggi Indonesia yang diresmikan  pada tanggal 17 Februari 1971 oleh Ibu Tien Soeharto di kampus UPI. Sejak pertama kali didirikan namanya ialah Racana Kujang Siliwangi dan Munding Wangi. Sebuah nama yang berkaitan dengan budaya Sunda, yaitu senjata khas Sunda dan nama kecil dari Raja Sunda (Prabu Siliwangi). Kemudian pada masa angkatan Tim Sukses (1999) nama ini berubah menjadi Racana Prabu Siliwangi (putra) dan Subang Larang (putri). Nama ini dipilih karena menurut aturan, nama racana tidak boleh menggunakan nama benda dan harus sesuai dengan anggotanya. Dalam hal ini kujang merupakan nama senjata (benda) dan munding wangi merupakan nama putra. Nama Prabu Siliwangi dan Subang Larang diambil, karena  nama tokoh tersebut sangat melekat dalam kehidupan masyarakat sunda.Oleh masyarakat, Prabu Siliwangi dan Subang Larang dianggap sakral kedudukannya, terutama dalam cerita-cerita rakyat di tataran sunda.
    Pada perkembangannya, pramuka UPI bukan  hanya untuk mahasiswa (racana pandega), tapi karena saat itu dilingkungannya terdapat SD, SMP dan SMA  maka wadah pembinaan diperluas di sekolah tersebut dengan dibuka pembinaan untuk siaga, penggalang dan penegak. Sehingga menjedi gugus depan lengkap seperti sekarang ini.
     Perjalanan lambang Racana Pandega dari waktu ke waktu
                                            Logo Awal yang di gunakan sejak tahun 1970

                                                  Logo Yang digunakan sejak tahun 1980

                                  Logo Terakhir digunakan dari tahun 1999 sampai sekarang
                                      

       Logo Terakhir digunakan dari tahun 1999 sampai sekarang

    Arti Lambang Tunas Kelapa Pramuka

    Arti Di Balik Lambang Tunas Kelapa Pramuka


    Pengertian Lambang
    Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang dicitacitakan oleh gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.

    Bentuk dan Arti Kiasan

    1. Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte) tunas kelapa.

    2. Arti kiasan adalah
    • Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah CIKAL-BAKAL di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama yang meurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
    • Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet, serta menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
    • Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
    • Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
    • Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
    • Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

    Sejarah Bapak Pramuka Indonesia

                                           Sejarah Sri Hamengkubuwana IX
    Lahir di Yogyakarta dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun di Ngasem, Hamengkubuwana IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Di umur 4 tahun Hamengkubuwana IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda ("Sultan Henkie").

    Hamengkubuwana IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga". Ia merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".[1] Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adam mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.
    Peran dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

    [2] Peranan Sultan Hamengkubuwana IX dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh TNI masih tidak singkron dengan versi Soeharto. Menurut Sultan, ialah yang melihat semangat juang rakyat melemah dan menganjurkan serangan umum. Sedangkan menurut Pak Harto, ia baru bertemu Sultan malah setelah penyerahan kedaulatan. Sultan menggunakan dana pribadinya (dari istana Yogyakarta) untuk membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji semenjak Agresi Militer ke-2.

    Sejak 1946 ia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 ia diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, ia menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.

    Ia ikut menghadiri perayaan 50 tahun kekuasaan Ratu Wilhelmina di Amsterdam, Belanda pada tahun 1938

    Minggu malam 2 Oktober 1988, ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia.

    Sultan Hamengku Buwana IX tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara 1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara 1940-1988.
    Silsilah

        Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII dan istri kelimanya RA Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit.
        Memiliki lima istri:

        BRA Pintakapurnama/KRA Pintakapurnama tahun 1940
        RA Siti Kustina/BRA Windyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati Anum, putri R.W.purwowinoto, tahun 1943
        Raden Gledegan Ranasaputra/KRA Astungkara, putri Raden Lurah Ranasaputra dan Sujira Sutiyati Ymi Salatun, tahun 1948
        KRA Ciptamurti
        Norma Musa/KRA Nindakirana, putri Handaru Widarna tahun 1976

    Mata uang Indonesia yang bergambar Hamengkubuwana IX.

        Memiliki lima belas putra:

        BRM Arjuna Darpita/KGPH Mangkubumi/KGPAA Mangkubumi/Sri Sultan Hamengkubuwono X dari KRA Widyaningrum, menikah dengan Tatiek Drajad Suprihastuti/BRA Mangkubumi/GKR Hemas
        BRM Murtyanta/GBPH Adi Kusuma/KGPH Adi Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Dr. Sri Hardani
        BRM Ibnu Prastawa/KGPH Hadiwinoto dari KRA Widyaningrum, menikah dengan Aryuni Utari
        BRM Kaswara/GBPH Adi Surya dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Andinidevi
        BRM Arumanta/GBPH Prabu Kusuma dari KRA Astungkara, menikah dengan Kuswarini
        BRM Sumyandana/GBPH Joyokusumo dari KRA Windyaningrum
        BRM Kuslardiyanta dari KRA Astungkara, menikah dengan Jeng Yeni
        BRM Anindita/GBPH Paku Ningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Nurita Afridiani
        BRM Sulaksamana/GBPH Yudha Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Raden Roro Endang Hermaningrum
        BRM Abirama/GBPH Chandra Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Hery Iswanti
        BRM Prasasta/GBPH Chakradiningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Lakhsmi Indra Suharjana
        BRM Arianta dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Farida Indah.
        BRM Sarsana dari KRA Ciptamurti
        BRM Harkomoyo dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Iceu Cahyani
        BRM Swatindra dari KRA Ciptamurti

        Memiliki tujuh putri:

        BRA Gusti Sri Murhanjati/GKR Anum dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Kolonel Budi Permana/KPH Adibrata yang menjadi Gubernur Sulawesi Selatan
        BRA Sri Murdiyatun/GBRAy Murda Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Murda Kusuma
        BRA Dr Sri Kuswarjanti/GBRAy Dr. Riya Kusuma dari KRA Widyaningrum, menikah dengan KRT Riya Kusuma
        BRA Dr Sri Muryati/GBRAy Dr. Dharma Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Dharma Kusuma
        BRA Kuslardiyanta dari KRA Ciptomurti
        BRA Sri Kusandanari dari KRA Astungkara
        BRA Sri Kusuladewi menikah dengan KRT Padma Kusuma Sastronegoro,Kel BESAR Padepokan Gunung Kidul

    Pendidikan

        Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
        Eerste Europese Lagere School (1925)
        Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
        Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi

    Jabatan
    Sultan Hamengkubuwana IX dalam masa Revolusi Nasional Indonesia sekitar akhir 1940-an.

        Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)
        Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
        Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 - 11 November 1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948)
        Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
        Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
        Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950)
        Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951)
        Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
        Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
        Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
        Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
        Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959)
        Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
        Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966)
        Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
        Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
        Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
        Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
        Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978)

Feature